Rabu, 06 Juli 2016

Kota Tua : Museum Bank Mandiri, Museum BI, hingga Taman Fatahillah

Ini tulisan lama, tapi baru posting sekarang. Hehe..

Setelah dua minggu  Rin di Jakarta. Kali ini, Rin nge-trip sendirian jalan-jalan di Kota Tua. Jalan-jalan memang sudah jadi hobi Rin sejak kecil. Sendirian maupun rame-rame, sama aja bagi Rin, sama-sama seru dan menyenangkan. Karena Rin baru di kota Jakarta, tak masalah deh, jalan-jalan sendirian dulu. Kalo sudah dapat teman banyak, baru deh rame-rame nge-tripnya.

Jam 09:00 Rin berangkat dari Kemayoran menggunakan busway dari halte kemayoran landas pacu menuju halte kota. Karena ini pagi hari, penumpang busway cukup banyak, jadi gak kebagian tempat duduk deh. Ada 4 halte yang dilewati sebelum sampe di halte kota. Perjalanan sekitar 15-20 menit, dan Rin pun sampe di Jakarta Kota.

Museum Bank Mandiri, tempat pertama yang Rin datengin disini. Cukup bayar Rp 5000,00, Rin dapat tiket masuk ke museum. Museum ini merupakan gedung pertama yang digunakan oleh bank mandiri dan masih mempertahankan bentuk asli bangunan dan perabotan-perabotannya. Disini, kamu bisa melihat benda-benda yang digunakan bank sejak kolonialisme Belanda.

Museum Bank Mandiri

Museum BI



Setelah mengelilingi Museum Bank Mandiri selama hampir satu jam, Rin keluar museum dan jalan lagi, tepat disamping kiri Museum Bank Mandiri, ada juga Museum Bank Indonesia. Rin bertandang ke Museum BI dengan tiket masuk seharga Rp 5.000,00. Museum ini agak berbeda dari museum-museum yang pernah Rin kunjungi selama hidup Rin. Rin penyuka museum, dan museum ini benar-benar unik. Saya suka saya suka (he.. ala upin ipin). Museumnya sangat modern dan dilengkapi monitor yang menampilkan film-film pendek. Bangunan ini merupakan peninggalan  dari De Javasche Bank di era penjajahan kolonial, lalu diresmikan menjadi sebuah museum di tahun 2005 oleh Gubernur BI. Museum ini mengenalkan kita akan kisah sejarah dari dunia perbankan, mulai dari sejarah mata uang Indonesia sampai perkembangan sistem ekonomi di Indonesia. Salah satu galeri juga menampilkan profil dan kisah penjelajah Eropa dan Asia yang pernah datang ke Indonesia, mulai dari Marco Polo, Laksamana Cheng Ho, Juan Sebastian Del Cano, Alfonso d’Albuquerque hingga Cornelis De Houtmen. Diorama 3 dimensi juga merupakan daya tarik museum ini. Jangan lupa berkunjung ke museum ini saat bertandang ke Jakarta, dan belajar banyak informasi dan pengetahuan yang disajikan museum ini.

Puas berkeliling museum BI, Rin keluar dan hanya berjalan mengikuti arus wisatawan melewati jejeran bangunan tua yang bemetamorfosis menjadi café dan restaurant, dan taraa, sampailah Rin di taman yang errr cukup ramai ini, taman fatahillah. Taman ini dikelilingi bangunan tua yang difungsikan sebagai museum dan tempat makan. Ada Museum Wayang, Museum Sejarah Jakarta, Café Batavia, dan café-café kecil lainnya. Karena lelah, Rin gak bisa datengin semuanya. I hope I can visit this place again to continue my expedition.. See you..

Jejeran bangunan tua 

Taman Fatahillah
(Ada banyak persewaan sepeda, berkeliling kota tua dengan sepeda.. asyik juga)


Perpustakaan Taman Fatahillah
(Mau menikmati weekend dengan membaca, tempat ini cocok)


Catatan Perjalanan
Sabtu, 24 Oktober 2015


Tidak ada komentar:

Posting Komentar