Ini tulisan lama, tapi baru posting sekarang. Hehe..
Setelah dua minggu Rin
di Jakarta. Kali ini, Rin nge-trip sendirian jalan-jalan di Kota Tua.
Jalan-jalan memang sudah jadi hobi Rin sejak kecil. Sendirian maupun rame-rame,
sama aja bagi Rin, sama-sama seru dan menyenangkan. Karena Rin baru di kota
Jakarta, tak masalah deh, jalan-jalan sendirian dulu. Kalo sudah dapat teman
banyak, baru deh rame-rame nge-tripnya.
Jam 09:00 Rin berangkat dari Kemayoran menggunakan busway dari halte
kemayoran landas pacu menuju halte kota. Karena ini pagi hari, penumpang busway
cukup banyak, jadi gak kebagian tempat duduk deh. Ada 4 halte yang dilewati
sebelum sampe di halte kota. Perjalanan sekitar 15-20 menit, dan Rin pun sampe
di Jakarta Kota.
Museum Bank Mandiri, tempat pertama yang Rin datengin disini. Cukup bayar
Rp 5000,00, Rin dapat tiket masuk ke museum. Museum ini merupakan gedung
pertama yang digunakan oleh bank mandiri dan masih mempertahankan bentuk asli
bangunan dan perabotan-perabotannya. Disini, kamu bisa melihat benda-benda yang
digunakan bank sejak kolonialisme Belanda.
Museum Bank Mandiri
Museum BI
Setelah mengelilingi Museum Bank Mandiri selama hampir satu jam, Rin
keluar museum dan jalan lagi, tepat disamping kiri Museum Bank Mandiri, ada
juga Museum Bank Indonesia. Rin bertandang ke Museum BI dengan tiket masuk
seharga Rp 5.000,00. Museum ini agak berbeda dari museum-museum yang pernah Rin
kunjungi selama hidup Rin. Rin penyuka museum, dan museum ini benar-benar unik.
Saya suka saya suka (he.. ala upin ipin). Museumnya sangat modern dan
dilengkapi monitor yang menampilkan film-film pendek. Bangunan ini merupakan peninggalan dari De Javasche Bank di era penjajahan kolonial,
lalu diresmikan menjadi sebuah museum di tahun 2005 oleh Gubernur BI. Museum
ini mengenalkan kita akan kisah sejarah dari dunia perbankan, mulai dari sejarah
mata uang Indonesia sampai perkembangan sistem ekonomi di Indonesia. Salah satu
galeri juga menampilkan profil dan kisah penjelajah Eropa dan Asia yang pernah datang
ke Indonesia, mulai dari Marco Polo, Laksamana Cheng Ho, Juan Sebastian Del
Cano, Alfonso d’Albuquerque hingga Cornelis De Houtmen. Diorama 3 dimensi juga
merupakan daya tarik museum ini. Jangan lupa berkunjung ke museum ini saat
bertandang ke Jakarta, dan belajar banyak informasi dan pengetahuan yang
disajikan museum ini.
Puas berkeliling museum BI, Rin keluar dan hanya
berjalan mengikuti arus wisatawan melewati jejeran bangunan tua yang
bemetamorfosis menjadi café dan restaurant, dan taraa, sampailah Rin di taman
yang errr cukup ramai ini, taman fatahillah. Taman ini dikelilingi bangunan tua
yang difungsikan sebagai museum dan tempat makan. Ada Museum Wayang, Museum Sejarah
Jakarta, Café Batavia, dan café-café kecil lainnya. Karena lelah, Rin gak bisa
datengin semuanya. I hope I can visit this place again to continue my
expedition.. See you..
Jejeran bangunan tua
Taman
Fatahillah
(Ada
banyak persewaan sepeda, berkeliling kota tua dengan sepeda.. asyik juga)
Perpustakaan
Taman Fatahillah
(Mau
menikmati weekend dengan membaca, tempat ini cocok)
Catatan Perjalanan
Sabtu,
24 Oktober 2015
Tidak ada komentar:
Posting Komentar