Jumat, 27 Oktober 2017

Part 2 Autumn Moments


Budapest, kota antik, cantik, dan memesona siapa saja yang berkunjung ke kota ini. Bangunan-bangunan tua dari beabad-abad silam yang masih kokoh berdiri hingga sekarang memanjakan mata selama perjalanan ke kampus dari Kerekes hingga ke Bethlen Gabor. Cuaca autumn yang kadang cerah, berawan, ataupun hujan turut menemani hari-hariku di Budapest.

Bagi manusia dari daratan tropis sepertiku, terlebih lagi hidup dan tumbuh di dataran rendah, suhu <=24 derajat sudah termasuk dingin bagiku (btw aku bukan penggemar pendingin ruangan). Saking seringnya aku berkata ‘dingin banget ya’, roommateku mengatakan padaku ‘jika suhu seperti ini kamu sebut dingin, saya tidak bisa membayangkan bagaimana kamu akan hidup saat winter nanti’. Ah ya.

Meski saat ini musim gugur, berharap semangat itu tak pernah luntur. Ya muqallibal qulubi tsabbit qalbi ala dinika. Bagi muslimah hidup di negeri minoritas punya tantangan tersendiri, terutama hijab mereka.

Berhijab bukan hal yang biasa di Budapest, jadi sebenarnya wajar saja jika orang-orang disekitar terpana ketika melihat seseorang berhijab, terlebih saat summer. Salah seorang muslimah menceritakan kisahnya bahwa ia merasa risih karena semua orang menatap ke arahnya kemanapun dia pergi. Pada hari berikutnya, ia menanggalkan hijabnya, tapi yang terjadi malah bukan hanya tatapan yang didapatnya tapi juga godaan dan rayuan. Akhirnya, ia mengenakannya kembali.

Seorang muslimah yang lain bercerita bagaimana sekelompok pemuda mengejeknya, dengan berkata ‘boom..boom’ (dengan gerakan tangan mengilustrasikan ledakan), yah bisa ditebak kan maksudnya apa. (Btw, kenapa kaum muslim yang selalu jadi korban pembunuhan massal, tapi kaum muslim juga yang selalu tertuduh teroris ? aneh kan)
Setiap muslimah punya kisahnya masing-masing tentang hijab mereka.  Kalau aku sejauh ini everything is amazing. Selalu positive thinking saja ketika orang-orang menatap, bisa jadi mereka lagi terpukau. Suatu hari, seorang cewek amerika menatapku terus-terusan, ketika kami berpapasan dia mengatakan sambil tersenyum ‘you know, your style is really great. I like your dress’. Kemudian di lain waktu, aku sedang mengantri untuk urusan administrasi akomodasi, selama mengantri, aku berbincang-bincang dengan cewek rusia, dia bertanya apa yang aku pake di atas kepalaku itu dan atas alasan apa aku memakainya, apa karena alasan agama dll. Setelah itu, dia mengatakan ‘Your scarf is really good. The shade is good and it looks fashionable’.

Di atas tram, seorang ibu-ibu mengajakku berbincang-bincang. Aku sebenarnya tidak paham ibu itu bicara apa karena ia berbicara dalam bahasa Magyar/Hungary. Sudah kukatakan ‘I don’t speak Magyar’, tapi ia tetap asyik melanjutkan ceritanya sambil menunjuk kerudungku dan kemudian memegang kepalanya. Dia berbicara dengan mimik wajah yang ceria, jadi kupikir dia pasti membicarakan hal yang baik. Aku hanya bisa manggut-manggut sambil ikut tertawa-tawa kecil.


Selama yang kita lakukan itu adalah karena Allah, menjauhi larangannya dan melaksanakan perintah-Nya, kenapa harus takut dengan apa kata manusia, kenapa harus khawatir dengan pandangan orang-orang, bukankah yang menilai menilai perbuatan seorang hamba itu adalah Khaliqnya ? Semoga kita semua tetap dijaga keistiqomahannya dalam din ini. Jika ada suatu waktu autumn melanda hati kita, jawab kembali pertanyaan-pertanyaan ini, darimana kita berasal ?, untuk apa kita hidup ?, dan akan kemana kita setelah mati ? [Ashwarin] 

Ashwa @Keleti

Tidak ada komentar:

Posting Komentar