Tidaklah
begitu mengejutkan sebenarnya saat membaca berita soal rencana pemerintah impor
beras. Well, itu konsekuensi sebuah negeri yang semakin dikapitalisasi. Sepertinya
mengobral aset-aset negara belumlah cukup, sebisa mungkin mendapat keuntungan
lebih dan lebih lagi. Hawa nafsu manusia akan kekayaan dan kekuasaan bukanlah
hal kecil. Jika tidak dikendalikan bisa membahayakan, apalagi jika
manusia-manusia itu berada dalam posisi mengurusi hajat hidup orang banyak.
Lupakan
soal dalih kesejahteraan karena faktanya rencana impor beras tak lebih dari
sebuah hubungan bisnis belaka yang menguntungkan para pemburu rente. Pemburu
rente (rent-seeker) ini adalah kaum kapitalis yang berusaha menjalin hubungan
dengan birokrasi demi mendapat keuntungan bisnis seperti mencari peluang untuk
menjadi penerima rente yang diberikan birokrasi dengan cara menyerahkan sumber
dayanya ataupun wewenang tertentu yang diaturnya. Jadi, rente disini maksudnya
adalah selisih antara nilai pasar dengan jumlah yang dibayar oleh penerima
rente kepada birokrasi/pemerintah dan atau secara pribadi kepada penolongnya di
kelompok birokrasi.
Walaupun
rencana ini jelas tak masuk akal ditengah kondisi surplusnya produksi beras di
berbagai daerah, nafsu mengejar keuntungan pribadi jelas mengabaikan segalanya,
menciptakan 1001 macam alasan agar masuk akal, agar bisa diterima. Orang-orang
yang berwenang dalam urusan ini, entah apa mereka sedikit saja memiliki rasa
manusiawi dan memikirkan nasib kaum tani. Para petani yang hidup dari garapan
tanah-tanah mereka, bekerja keras memeras keringat dan berharap mendapatkan
hasil panen yang memuaskan agar mereka bisa menghidupi keluarga-keluarga mereka
hingga tiba masa panen berikutnya. Mereka mungkin tidak berharap banyak agar
orang-orang yang mereka pilih itu memberi mereka cangkul. Ditengah naiknya
harga pupuk, mereka terus memutar otak memikirkan cara menghasilkan produksi
yang maksimal. Namun momen yang harusnya membahagiakan menyambut panen raya,
justru diapresiasi dengan adanya rencana impor beras pemerintah. Tawa itu harusnya
tawa bahagia, tapi faktanya yang ada adalah tawa miris.
Jika
ditilik kembali, kebijakan impor beras ini sesungguhnya menguntungkan siapa ?
Ah sudahlah, kita semua punya jawabannya. Pemilu semakin dekat, semoga rencana
impor beras bukan bagian dari proyek pengumpulan dana menjelang perayaan demokrasi
yang mahal. [Ashwarin]
Stainless Steel Stoves - TITIANWOOD STEVENS
BalasHapusTICKET ecosport titanium MIXS | titanium network surf freely St. Louis - TITE TOTON® mens titanium wedding rings · L'BOULETTE® titanium stud earrings · MIXS®. blue titanium cerakote