Jumat, 07 Juni 2013

Remaja Dua Masa

      Tahu nggak, remaja itu apa? Yang jelasnya, masa yang harus kamu lalui sebelum jadi dewasa. Intinya sih, calon orang dewasa. Remaja yang keren adalah remaja yang cerdas, syar’i, gaul, dan berprestasi. Nah, pada masa kekhilafahan, tak terhitung banyaknya remaja yang keren, dan hampir gak ada remaja yang kuno alias hidup ala jahiliyah. Gak percaya, berarti kamu nggak tahu sejarah. Makanya pelajarin tuh sejarah peradaban islam. :D 

      Ini nih sekilas remaja muslim pada masa kekhilafahan. Ada Imam Syafi’i yang pada usia 9 tahun telah hafal Al-Quran, beliau di masa remaja hingga tuanya adalah pengembara ilmu sejati. Bahkan menjadi mujtahid di usianya yang ke 15 tahun. Ada Muhammad Al Fatih yang menguasai 7 bahasa sejak remaja, dan berhasil menaklukkan konstantinopel di usianya yang belum genap 20 tahun. Dan ada ribuan remaja yang menjadi ilmuwan yang berhasil meletakkan dasar-dasar berbagai ilmu pengetahuan yang masih digunakan sampai sekarang, seperti Al-Khwarizmi dalam bidang matematika, ada jabir ibnu hayyan dalam bidang kimia, ada Ibnu Sina dalam bidang kedokteran, Al Haythami dalam ilmu optik, Abbas Ibnu Firnas dalam bidang aeronotika, Ibnu khaldun dalam ilmu sejarah dan sosiologi, dan ribuan lainnya yang berkonstribusi besar bagi kemajuan IPTEK pada masa sekarang. Mereka gak hanya hebat dalam berbagai disiplin ilmu dunia, tapi juga paham agama. Soalnya mereka gak akan seberprestasi itu kalo bukan karena dorongan ruh (kesadaran akan hubungannya dengan pencipta/Allah) dan jika bukan karena idola mereka adalah Rasulullah Saw. Remaja-remaja seperti mereka, nggak sulit ditemukan di zaman peradaban islam. 
      
      Di masa yang lain, ketika kekuasaan islam diruntuhkan, ideologi kapitalisme memulai cengkramannya terhadap dunia. Remaja-remaja hebatnya semakin hari semakin berkurang. Standar kerenpun berubah ngikutin standar kapitalis. Akibatnya kelakuan remaja semakin parah, dari kenakalan remaja, sampai malah jadinya kejahatan remaja. Bener-bener remajanya udah berotak kriminal. Liat aja berita-berita di tv, dihiasi berita tawuran remaja, kasus narkoba, seks bebas.  Remaja-remajanya udah gak mampu ngontrol emosi, marah dikit main bacok. Klo stress, biar nggak stress pake narkoba, katanya ngilangin beban stress. Mereka udah sulit mengekspresikan cinta dengan benar, akibatnya pacaran jadi pembenaran. Kasus aborsi meningkat, parahnya sebagian besar dilakukan oleh remaja. Nggak peduli muslim nggaknya, kapitalisme berhasil merusak tatanan kehidupan remaja. Dibalik kehidupan zaman kapitalisme sekarang ini, nggak bisa dipungkiri banyak pula remaja yang berprestasi dalam berbagai bidang keilmuwan. Namun biasanya remaja yang seperti itu adalah remaja study oriented. Kerjaannya hanya belajar, belajar, dan belajar. Lupa sama kondisi sesama rekan remaja. Seperti itulah kapitalisme menyebut remaja prestatif, jika mampu menghasilkan materi. Misal, disekolah, ukuran prestasi diukur dari nilai, artinya kan remajanya diajarkan untuk mengejar materi sebanyak-banyaknya. Tapi dibalik remaja error dan remaja study oriented tadi, ada pula remaja yang masih memegang islam sebagai jalan hidupnya. Mereka ini nih yang peduli sama kondisi masyarakat yang jauh dari islam. Mereka remaja yang sadar masalah dan sadar solusi. Menjadikan Rasulullah sebagai tauladan, dan Islam sebagai solusi hidupnya. 

      Lalu, kenapa di zaman peradaban islam mampu menghasilkan remaja hebat? Kenapa pula di zaman peradaban kapitalis, sebagian besar remajanya mengalami krisis moral dan akhlak? Lalu, darimana datangnya remaja hebat di zaman peradaban kapitalis itu?

      Yup, beda Islam beda kapitalis.. remaja hebat selalu berpijak pada islam, and remaja error justru gak punya pijakan. Remaja hebat tahu tujuan hidupnya sedang remaja error taunya senang-senang saja. Nggak tau tujuan hidup, jadinya mereka terombang-ambing dalam masalah, tak tahu solusinya. Gimana tau solusinya, pijakannya aja gak ada. kenapa mereka gak tahu tujuan hidupnya? Ya karena negara gak memfasilitasi. Negaranya aja gak tahu tujuan bernegara. Itulah negara kapitalis. Gimana dengan islam? Negara islam jelas mendidik rakyatnya dengan islam, karena tujuan bernegara dalam islam, yaitu menjamin terlaksananya hukum-hukum islam. Tentunya gimana hukum-hukum islam mau terlaksana, kalo tidak dengan mendidik masyarakatnya dengan islam. Kalo kapitalisme mah, ngajarin rakyatnya mikirin duit mulu. Akibatnya duit jadi standar kebahagiaan. Padahal kebahagiaan sesungguhnya yaitu dapet ridho Allah.  Jadi, masuk akal kan kalo Islam mampu menghasilkan remaja hebat, namun Kapitalisme justru menghasilkan remaja error. Nah loh, gimana dengan remaja-remaja hebat nan langka dalam kapitalisme ntu? yup, remaja-remaja hebat itu tentunya berpijak pada islam pula, tapi bedanya mereka tentunya bukan hasil didikan negara kapitalis, tapi mereka adalah sebagaian kecil remaja yang sadar dan mau mengkaji islam lebih dalam. Tentunya kalo kamu kepengen jadi remaja hebat pula, kamu mesti sadar dulu en mau belajar islam. Mau?
[Ashwa Rin]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar