Sebagai seorang muslim di negeri
minoritas yang jumlah muslimnya sangat sedikit, adanya Islamic Centre di
Budapest ini justru menjadi oase tersendiri bagi kaum muslimin, sebagai tempat
bertemu dengan muslim lainnya, menjalin ukhuwah, belajar Islam, dan beribadah.
Berbagai program-program menarik ditawarkan, ada kelas tajwid, kelas bahasa
arab, kajian-kajian keislaman, baik dalam pengantar bahasa arab, Magyar, maupun
inggris.
Sabtu
lalu, tema halaqah yang dibawakan langsung oleh sang syeikh adalah ‘7 hal
menghindari fitnah akhir zaman’. Kajiannya disampaikan dalam bahasa Arab, namun
Alhamdulillah salah satu sister bersedia menerjemahkannya. Nah, adapun hal-hal yang
disampaikan sang syeikh agar kita bisa terhindar
dari fitnah, yaitu berkumpul dengan orang-orang shaleh, bergegas pulang ketika
hari mulai gelap, menjadi pemaaf, tidak melakukan sesuatu dengan tergesa-gesa,
berhati-hati menyebarkan berita, berpegang teguh pada Al-Quran dan As-Sunnah,
dan meyakini akan datangnya Nashrullah.
Diri
kita ini banyak dipengaruhi oleh orang-orang disekitar kita dan lingkungan kita,
bagaimana kita berpikir, berkata, dan bersikap. Di akhir zaman, akan ada banyak
sekali fitnah seperti yang Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam telah
kabarkan pada kita tentang munculnya fitnah besar dimana kebenaran dan
kebathilan saling bercampur. Karena itu salah satu kewajiban kita agar
senantiasa terjaga dari fitnah adalah berada dalam jamaah, berkumpul bersama
orang-orang yang shaleh. Sebagaimana di negeri yang muslimnya minoritas, maka kita
harus mendatangi komunitas-komunitas muslim dan memakmurkan mesjid. Senantiasa
berada dalam jamaah itu sesuatu yang sangat urgen sebagaimana dalam sebuah
hadist yang diriwayatkan oleh Ahmad dan At-Tirmidzi. Dari al-Harits al-Asy’ari
dari Nabi SAW bersabda: “Dan saya perintahkan kepadamu lima hal dimana Allah
memerintahkan hal tersebut: Mendengar, taat, jihad, hijrah, dan jamaah.
Sesungguhnya barangsiapa yang meninggalkan jamaah sejengkal, maka telah
melepaskan ikatan Islam dari lehernya kecuali jika kembali. …”.
Hal selanjutnya adalah menghindari kegelapan malam sebab kejahatan dan fitnah banyak terjadi di malam hari, sebagaimana kita meminta perlindungan dalam surah Al-Falaq, “Dan dari kejahatan malam apabila telah masuk dalam kegelapan”. Jika hari telah gelap, bergegaslah untuk pulang ke rumah. Ini betul-betul menjadi teguran bagiku, sebab sering diriku belajar di perpustakaan ataupun cafe hingga larut malam. Suatu ketika aku dan temanku baru saja pulang dari belajar bareng di sebuah cafe yang jaraknya sekitar 20 menit dari tempat tinggal kami. Jarak antara halte bus sekitar 650 m ke dorm. Saat kami berjalan pulang, ada yang sedang mabuk-mabukan di jalan, dia menunjuk-nunjuk kami sambil berbicara dengan intonasi tinggi, entah itu berteriak atau apa, tapi kusadari bahwa itu bukan godaan, terlihat dari ekspresi ketakutannya melihat kami, dua gadis berhijab, sambil dia berjalan mundur sedikit-sedikit saat kami lewat dihadapannya. Ya Allah, dalam hati kuberkata, segitunyakah islamophobia orang-orang, bahkan orang mabuk pun ketakutan dengan hijabis. Disatu sisi sedih juga dengan islamophobia di negara ini tapi disisi lain di kejadian ini aku justru terhindar dari hal-hal yang membahayakan. Aku yakin bahwa pertolongan itu datangnya hanya dari Allah semata bukan yang lain.
Hal selanjutnya adalah menghindari kegelapan malam sebab kejahatan dan fitnah banyak terjadi di malam hari, sebagaimana kita meminta perlindungan dalam surah Al-Falaq, “Dan dari kejahatan malam apabila telah masuk dalam kegelapan”. Jika hari telah gelap, bergegaslah untuk pulang ke rumah. Ini betul-betul menjadi teguran bagiku, sebab sering diriku belajar di perpustakaan ataupun cafe hingga larut malam. Suatu ketika aku dan temanku baru saja pulang dari belajar bareng di sebuah cafe yang jaraknya sekitar 20 menit dari tempat tinggal kami. Jarak antara halte bus sekitar 650 m ke dorm. Saat kami berjalan pulang, ada yang sedang mabuk-mabukan di jalan, dia menunjuk-nunjuk kami sambil berbicara dengan intonasi tinggi, entah itu berteriak atau apa, tapi kusadari bahwa itu bukan godaan, terlihat dari ekspresi ketakutannya melihat kami, dua gadis berhijab, sambil dia berjalan mundur sedikit-sedikit saat kami lewat dihadapannya. Ya Allah, dalam hati kuberkata, segitunyakah islamophobia orang-orang, bahkan orang mabuk pun ketakutan dengan hijabis. Disatu sisi sedih juga dengan islamophobia di negara ini tapi disisi lain di kejadian ini aku justru terhindar dari hal-hal yang membahayakan. Aku yakin bahwa pertolongan itu datangnya hanya dari Allah semata bukan yang lain.
Kadang
aku berpikir apa mereka pikir kami akan melemparinya bom. Jadi teringat kisah
seorang teman ketika melakukan perjalanan dari Budapest ke Rumania bersama dua
teman muslimah lainnya yang berhijab. Di atas kereta tiba-tiba ada inspeksi
dari kepolisian, dan mereka dibawa kantor polisi, lalu seluruh barang-barangnya
diperiksa. Pernah lagi, salah seorang teman bercerita pengalamannya di atas
tram, ada bapak-bapak yang begitu melihat dirinya, langsung membawa istrinya
menjauh dari dia (yang sebelumnya istrinya itu berada di dekat temanku), lalu
memandangnya dengan ekspresi khawatir atau mungkin takut.
Poin
ketiga yang disampaikan syeikh adalah menjadi muslim yang pemaaf. Dengan
banyaknya kejadian-kejadian yang mengindikasikan islamophobia, kadang kita
merasa kesal dengan respon berlebihan yang kita peroleh dari orang-orang.
Mungkin bisa jadi kita tersinggung dengan sikap tak bersahabat mereka. Tapi
bukankah Rasulullah pun menghadapi ujian yang sama dulu ketika awal-awal
mendakwahkan Islam. Kita harus memahami bahwasanya mereka bersikap seperti itu
bukan karena kesalahan mereka, bukan karena mereka adalah orang-orang yang
jahat, hanya saja media yang mencitraburukkan islam terus menerus, dan juga
adanya propaganda politik. Ingat mereka hanya korban media dan propaganda. Jika
direspon dengan sikap yang keras pula, mereka mungkin akan berpikir bahwa yang
dikatakan media itu memang benar jika muslim adalah orang-orang yang kasar,
menyukai permusuhan, dan konflik.
Salah
satu kejadian yang tidak mengenakkan terjadi pada hari ‘World Hijab Day’. Sister-sister
di mesjid melakukan kampanye hijab lewat poster yang rencananya akan dipajang
di beberapa tempat. Hal yang mengejutkan adalah ketika ternyata tersebar poster
yang gambarnya persis sama tapi isinya telah dirubah dengan konten-konten negatif
yang memberi citra buruk pada Islam. Yah, seperti itulah kondisi hari ini di
Hongaria, apalagi menjelang pemilihan umum. Islam menjadi sasaran empuk demi
agenda politik mereka. Menurut temanku warga hungaria yang telah memeluk islam
selama 16 tahun, bahwa penekanan terhadap kaum muslimin di Hungaria semakin
meningkat 3 tahun terakhir ini, dan dia memprediksi bahwa akan semakin buruk di
tahun-tahun berikutnya.
Selanjutnya
adalah tidak tergesa-gesa. Ibnu Qayyim rahimahullahu berkata, “Sifat
tergesa-gesa adalah dari setan. Sejatinya sifat tergesa-gesa juga merupakan
sikap gegabah, kurang berpikir dan berhati-hati dalam bertindak. Yang mana
sifat ini menghalangi pelakunya dari ketenangan dan kewibawaan. Dan menjadikan
pelakunya memiliki sifat menematan sesuatu tidak pada tempatnya. Dan
mendekatkan pelakunya kepada berbagai macam keburukan, dan menjauhkannya dari
berbagai macam kebaikan. Dia adalah temannya penyesalan. Dan katakanlah, bahwa
siapa saja yang tergesa-gesa maka dia akan menyesal”.
Pesan
syeikh berikutnya adalah berhati-hati dalam menyebar berita. Salah satu
ketergesa-gesaan yaitu tidak meneliti dahulu berita yang sampai padanya lantas
menyebarkannya ke yang lain. Padahal Allah SWT berfirman, “Hai orang-orang yang
beriman, jika datang kepadamu orang fasik membawa suatu berita, maka periksalah
dengan teliti, agar kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa
mengetahui keadaannya yang menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu itu.”
[TQS. Al-Hujurat:6]. Banyak kejadian buruk yang terjadi disebabkan beredarnya
berita bohong, baik di masa lalu maupun di masa sekarang.
Selanjutnya,
seorang muslim haruslah berpegang teguh pada Al-Quran dan As-Sunnah agar
senantiasa berada di jalan yang diridhoi Allah SWT. Allah SWT berfirman yang
artinya, “Maka demi Tuhanmu, mereka (pada hakikatnya) tidak beriman hingga mereka
menjadikan kamu hakim terhadap perkara yang mereka perselisihkan, kemudian
mereka tidak merasa dalam hati mereka sesuatu keberatan terhadap putusan yang
kamu berikan, dan mereka menerima sepenuhnya.” [TQS An-Nisa:65] Rasulullah saw
bersabda : “Aku tinggalkan di tengah-tengah kalian dua hal, kalian tidak akan
tersesat setelah (kalian berpegang teguh pada) keduanya, Kitabullah dan
Sunnahku.” [HR At-Thabrani]
Selain
itu, walaupun berbagai cobaan menerpa kita dan kaum muslimin hari ini, Syeikh
berpesan agar memiliki keyakinan yang kuat akan datangnya Nashrullah.
“Dan
tidaklah Allah menjadikannya (mengirim pertolongan) melainkan sebagai kabar
gembira agar hatimu menjadi tentram, dan kemenangan (pertolongan) itu hanyalah
dari sisi Allah. Sungguh Allah Maha Perkasa, Maha Bijaksana.” [TQS Al-Anfal
:10]
Wallahu’alam
bi ash-shawab.
[Ashwa
Rin]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar