Senin, 22 Januari 2018

Part 9 Kaya Tapi Miskin

“Kau tau apa yang memiliki segalanya tapi tak memilikinya?” tanyaku. Dia hanya menggelengkan kepala, tak mengerti dengan pertanyaan yang kuajukan. “INDONESIA”, jawabku. Kutunjukkan peta Indonesiaku tercinta, tanah kelahiranku padanya, sejak sekolah dulu, guru ku selalu bilang bahwa Indonesia adalah zamrud khatulistiwa, negara yang kaya raya, tanahnya subur, memiliki kekayaan alam yang luar biasa, tak perlu bersusah payah menumbuhkan tumbuhan, biji kau lempar saja ke tanah, bisa tumbuh dengan sendirinya. Bukan hanya kaya biotik tapi juga abiotik, mulai dari minyak bumi, gas alam, berbagai macam logam, sampai emas ada di dalamnya. “wow, negaramu pasti sangat kaya”, katanya sambil terpukau mendengar pemaparanku. “tidak juga, justru sebaliknya, kau lihat semuanya ada di Indonesia, tapi yang memilikinya bukan kami, lihatlah bendera-bendera ini, merekalah pemiliknya”. Waktu kecil dulu aku percaya diri sekali jika Indonesia benar-benar kaya, tapi seiring berjalannya, semakin dewasa, semakin aku paham, itu semua hanya fatamorgana. Bukan karena kekayaan alam itu hanya ilusi, tentu nyata adanya, tapi karena negara memilikinya dan mengelolanya untuk dimanfaatkan untuk masyarakat Indonesia hanyalah fatamorgana di alam kapitalis- sekulerisme-demokrasi. Kamu penasaran mengapa bukan? 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar